Soal IPS Kelas 7 SMP Bab 2 - Kehidupan Sosial Manusia

Soal IPS Kelas 7 SMP Bab 2 - Kehidupan Sosial Manusia: Sahabat Nadi Guru yang berbahagia, semoga kita dalam menjalani hidup ini selalu ada dalam kesehatan. Dalam pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk kelas 7 SMP pada Bab 2 tentang Kehidupan Sosial Manusia dibagi lagi menjadi beberapa su bab yakni Interaksi Sosial Sebagai Proses Sosial, Sosialisasi dan Pembentukan Pribadi, Bentuk-bentuk Interaksi Sosial, serta Proses Interaksi Sosial.
Soal IPS Kelas 7 SMP Bab 2 - Kehidupan Sosial Manusia

Adapun contoh Soal IPS Kelas 7 SMP Bab 2 tentang Kehidupan Sosial Manusia adalah sebagai berikut:

Wacana

Sikap Orang Tua Tentukan Perilaku Anak

Karakter anak pertama kali dibentuk oleh kepribadian ayah atau ibunya. Genetik/turunan bisa mempengaruhi kepribadian anak, baik itu berupa bentuk dan rupa tubuh maupun sifat-sifat moral dan spiritual. Sifat buruk bisa menurun kepada anak, khususnya apabila terstimulan oleh sikap orang tua dan lingkungan.
Seorang ibu harus tahu bahwa masa kehamilan adalah masa yang sensitif dan menentukan nasib
masa depan anaknya. Segala persoalan moral dan spiritual yang dilaluinya semasa hamil akan beralih kepada janin yang ada di perutnya.
Ibu yang menerima akan bersyukur dan merawat dengan bahagia. Ia akan menjauhi makanan haram, maksiat, dan dosa. Ini akan menyebabkan berpindahnya sifat baik ibu pada janinnya kelak, seperti kasih sayang, murah hati, dan rendah hati. Fisiknya pun akan berkembang baik.
Sebaliknya, ibu yang menolak, akan menyesal dan tertekan. Ia bisa menjadi kurang perhatian dalam merawat kehamilannya atau bahkan berusaha menggugurkannya. Tentu hal ini akan mengakibatkan perkembangan yang negatif.
Seorang bayi lahir ibarat makhluk mungil yang dikelilingi raksasa-raksasa dari dunia lain yang sama sekali baru baginya. Sungguh tidak nyaman. Keterbatasannya memaksa ia sangat bergantung fisik maupun psikis. Ia adalah amanah yang dititipkan Tuhan.
Pada masa ini sebaiknya ibu memberikan air susunya karena air susu ibu/ASI adalah hak anak. ASI memberi dampak langsung dan mendalam terhadap kesehatan jasmani dan rohani anak. Kondisi makanan dan kejiwaan ibu pengaruhnya juga beralih dari air susu yang diberikan ibu kepada anaknya. Jika ibu gelisah dan bergunjing saat menyusui, ia menularkan perilaku itu kepada anaknya. Apalagi jika ibu depresi, anak akan mengalami trauma psikis yang nantinya pun rentan untuk depresi.
Perkembangan selanjutnya akan banyak dipengaruhi oleh kasih sayang dan kekompakan dalam keluarga. Kondisi di rumah menjadi awal dari banyak hal. Sedikitnya waktu yang disediakan dan
ketidakpedulian kepada anak berpengaruh pada lemahnya ketahanan mental anak. Kasus perceraian menimbulkan kecemasan, kesedihan, dan kehilangan yang mendalam dalam jiwa anak. Tidak adanya kesepakatan dalam mendidik juga akan membingungkan anak dalam berprinsip dan bersikap.
Apabila anak melihat ayah mencaci ibunya dengan kata-kata keji, perlahan-lahan ia terbiasa
dengan kebencian dan rasa kasih sayangnya akan hilang. Krisis dalam keluarga akan menimbulkan sikap ketidakpedulian terhadap lingkungan dan kurang belas kasih kepada sesama.
Sekadar kasih sayang dan perhatian saja tidak cukup. Ini karena seorang anak adalah unik. Meskipun banyak yang menganggap anak itu miniatur orang dewasa, pola pikirnya berbeda. Cara berpikirnya masih sederhana. Dunianya adalah bermain. Ia belajar dengan cara bermain. Orang tua yang bijak akan berusaha menyelami dunia anak dengan ikut bermain bersamanya dan mencoba berkomunikasi dengan bahasa anak.
Agar komunikasi orang tua nyambung dengan anak, perhatikan kepribadian dan kematangan berpikirnya. Untuk anak umur tujuh tahun ke bawah, gunakan bahasa yang singkat, sederhana, sekonkret mungkin. Intonasinya jelas dan jangan terburu-buru. Anak di atas tujuh tahun sudah lancar berbahasa dan bisa mengekspresikan perasaannya sehingga diperlukan sikap menghargai yang lebih nyata dari orang tua. Apabila anak mengerjakan suatu kebaikan, ucapkan hamdalah dan berterima kasihlah atas perbuatannya. Peran orang tua lebih banyak mendengarkan kemudian mengarahkan. Dengan demikian, diharapkan arahan orang tua sesuai dengan kebutuhan anak.
Tanpa sadar orang tua sering menerapkan gaya komunikasi yang negatif ketika anak berbuat salah. Contoh, seorang ibu melarang anaknya melompat pagar. Namun, anak itu tetap melompat dan terjatuh. Ia menangis keras. Si ibu pun terperanjat karena kaki anaknya terluka. Ia menyalahkan, ”Tuh, kan tadi sudah Mama kasih tahu. Enggak mau dengar sih!” Ibu juga kerap mengeluarkan bentuk kata lain yang memerintah, mengkritik, mencap, meremehkan, membandingkan, membohongi, mengancam, atau menyindir.
Padahal jika perkataan yang bersifat celaan itu terus-menerus dilakukan, menurut Elly Risman, Psi., dampaknya bisa fatal. Di antaranya kepercayaan diri anak bisa hilang. Anak merasa dianiaya, ditolak, atau diabaikan. Ia menjadi tidak mempunyai harga diri, tertekan, emosi tidak tersalurkan, hingga akhirnya frustasi terhadap orang tua. Bahkan, beberapa kasus bisa berakibat fatal. Anak memutuskan menghabisi dirinya sendiri, seperti yang kini sering terjadi.
Komunikasi yang negatif tadi juga memengaruhi
perkembangan otaknya. Anak yang selalu dalam keadaan terancam sulit bisa berpikir panjang. Ia tidak bisa memecahkan masalah yang dihadapinya. Ini berkaitan dengan bagian otak yang bernama korteks, pusat logika. Bagian ini hanya bisa dijalankan kalau emosi anak dalam keadaan tenang. Apabila anak tertekan karena terus-menerus terperangkap dalam situasi yang kacau, penganiayaan dan pengabaian, input hanya sampai ke batang otak. Sikap yang timbul hanya berdasarkan insting tanpa dipertimbangkan lebih dahulu. Anak bisa berperilaku agresif, melukai diri atau bunuh diri. Perilaku ini dapat muncul tiba-tiba tanpa berpikir. Bisa juga karena anak putus asa terhadap situasi krisis yang memuncak.
Bagaimanapun orang tua adalah panutan utama anak di rumah. Oleh karena itu, apa pun kondisi orangtua, misalnya sedang capek, letih lesu, sakit haruslah tetap berakhlak baik. Akan lebih baik jika sikap kita tersebut diiringi ucapan doa untuk keselamatan anak. Semoga hal ini bisa menggugurkan dosa-dosa orang tuanya. Sikap ini juga bisa menjadi contoh langsung kepada anak belajar mengendalikan emosi dan mengatasi masalah. Apalagi jika di rumah ayah memaafkan kekurangan ibu atau sebaliknya. Anak juga akan belajar memaafkan, lapang dada, memaklumi, dan mengutamakan pihak lain.
Dengan demikian, akan terasa kehangatan dan terpelihara suasana yang hidup di dalam rumah. Anak akan berkembang dengan perasaan mulia, cinta, dan kasih sayang. Ia akan terjaga dari berpikir dan berperilaku buruk/merusak. Jika sebaliknya, orang tua bisa mematikan jiwa anak dan nilai spiritualnya. Makin dini dan dalam luka yang timbul pada jiwa anak, makin besar kerusakan yang timbul pada perkembangan jiwanya kelak.
Dikutip secara bebas dari artikel Naning Widyastuti (www.pikiran-rakyat.com)

Setelah membaca wacana di atas, kerjakan soal-soal berikut!
A. Pilihlah jawaban dengan tepat!
1. Karakter dan kepribadian anak pertama kali dibentuk oleh . . . .
a. dirinya sendiri
b. kedua orang tua
c. lingkungan sekolah
d. teman sepergaulan

2. Dari beberapa faktor pembentuk kepribadian anak berikut ini, yang paling sulit diubah adalah
. . . .
a. perilaku sehari-hari
b. kebiasaan anak
c. unsur genetika
d. pengaruh teman

3. Kepribadian yang telah ditanamkan di dalam rumah bisa berubah menjadi negatif apabila
terkena pengaruh . . . .
a. ibu
b. ayah
c. sekolah
d. lingkungan

4. Pembelajaran tentang nilai dan norma social keagamaan untuk seorang anak bisa dilakukan
sejak anak  . . . .
a. lahir
b. sekolah
c. bisa bermain
d. berada di dalam kandungan

5. Agar anak memiliki kepribadian dan perilaku yang baik, saat anak berinteraksi seharusnya
 . . . .
a. dibiarkan memilih teman sesuka hatinya
b. dipisah dari lingkungan rumah agar mandiri
c. dipilihkan lingkungan yang aman bagi dirinya
d. dicarikan pengasuh yang bisa menggantikan orang tua

6. Interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak yang paling baik diadakan . . . .
a. setiap pagi saat sarapan
b. pada siang hari sepulang anak sekolah
c. waktu sore hari sehabis makan dan menjelang belajar
d. setiap saat jika kedua belah pihak bisa bertemu

7. Kebiasaan jelek yang mungkin dimiliki kedua orang tua bisa menurun kepada anak karena
. . . .
a. kedua orang tua adalah model terbaik bagi anak
b. anak cenderung meniru hal-hal yang jelek
c. anak tidak bisa menolak pengaruh orang tua
d. semua orang tua memang suka memaksa

8. Saat anak minum ASI merupakan waktu terbaik untuk interaksi sosial bagi keduanya karena . . . .
a. ibu bisa membuat anak tertidur pulas
b. anak akan cepat memperoleh kedewasaan
c. terjalin komunikasi yang efektif di antara keduanya
d. ibu bisa mengajarkan beberapa kosakata untuk anaknya

9. Hubungan yang terjadi antara ayah dan ibu yang berjalan mesra dan harmonis akan berdampak positif bagi anak karena faktor berikut ini, kecuali . . . .
a. anak bisa mempelajari pelaksanaan nilai dan norma
b. anak menemukan model terbaik dalam hidupnya
c. perilaku kedua orang tuanya bisa dilihat dan ditiru
d. orang tua tidak perlu mengajari nilai dan norma yang lain

10. Apabila anak laki-laki melihat ayahnya mencaci ibunya akan berdampak negatif bagi dirinya
karena . . . .
a. timbul perasaan bangga karena itulah ciri laki-laki
b. ia belajar tentang berkeluarga yang baik
c. rasa kebencian terbangun dalam dirinya
d. ia tahu memperlakukan wanita

11. Disorganisasi yang menimpa sebuah keluarga bisa berdampak . . . .
a. anak memperoleh kecerdasan sosial
b. terjadinya penyimpangan sosial
c. ketenangan akan muncul dalam keluarga
d. anak-anak akan memperoleh kebahagiaan batin

12. Apabila dalam keluarga terjadi masalah, cara terbaik yang harus ditempuh dengan . . . .
a. menyerahkan urusan kepada bapak selaku kepala rumah tangga
b. ikut pendapat ibu sebagai pengelola rumah tangga
c. didiskusikan bersama di antara anggota keluarga
d. buru-buru mengundang tetangga terdekat

13. Orang tua yang ikut kegiatan anak dalam bermain sebetulnya . . . .
a. menunjukkan campur tangan orang tua pada dunia anak
b. bukti bahwa masa kecil orang tua tidak bahagia
c. ikut menyelami dunia anak dengan kasih sayang
d. mengganggu kebebasan anak dalam bermain

14. Komunikasi yang dijalankan orang tua kepada anak akan efektif apabila . . . .
a. orang tua menyampaikan pesan secara searah
b. anak dibiarkan pasif mendengarkan nasihat
c. orang tua memerhatikan kematangan anak
d. anak tidak diperkenankan menyela pembicaraan

15. Penghargaan terhadap kepribadian dan kematangan anak bisa dilihat dari perilaku . . . .
a. melarang anak bicara saat terjadi diskusi dalam keluarga
b. saat ayah dan ibu diskusi, anak dipersilakan tidur
c. memberi kesempatan anak untuk berpendapat
d. menganggap anak tidak tahu urusan keluarga

16. Orang tua yang sering mencela perilaku dan tindakan anak berdampak pada . . . .
a. anak akan merasa dihargai kedudukannya
b. rasa percaya diri anak akan muncul
c. anak merasa tidak diakui eksistensinya
d. kepekaan sosial anak akan tumbuh

17. Untuk menaikkan harga diri seorang anak, langkah terbaik yang bisa diambil oleh orang tua
adalah . . . .
a. mencela setiap kesalahannya
b. mengatakan lebih jelek dibandingkan temannya
c. membiarkan apa pun yang ia kerjakan
d. memberi ucapan selamat atas apa pun yang telah dikerjakan

18. Apabila orang tua melihat anaknya dalam posisi tertekan atau stres akibat kesalahan dan
kegagalannya, langkah terbaik orang tua adalah . . . .
a. memarahinya agar ia tidak mengulanginya lagi
b. membiarkan sendiri agar ia merasakan akibatnya
c. menemaninya agar ia mau mengatakan masalah yang terjadi
d. mengundang guru bimbingan konseling untuk menyelesaikannya

19. Orang tua adalah panutan utama bagi anak di rumah. Artinya . . . .
a. anak tidak boleh mengembangkan kreativitas di rumah
b. segala sesuatu yang dikerjakan anak harus meniru orang tua
c. orang tua harus bisa dijadikan teladan untuk segala perilaku
d. anak harus mematuhi apa pun perintah dan keinginan orang tua

20. Saat anak melihat ayahnya memaafkan kesalahan ibunya, akan berdampak pada kesadaran berikut ini, kecuali . . . .
a. perasaan cinta kasih telah dikembangbiakkan di rumah
b. anak belajar berlapang dada dan memaafkan
c. harga diri ayahnya turun di mata anak
d. anak memahami makna keharmonisan

B. Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Jelaskan peranan orang tua dalam pembentukan karakter dan kepribadian bagi anak!
2. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan kepribadian anak?
3. Mengapa keluarga merupakan tempat terbaik bagi anak untuk menemukan pengalaman hidup?
4. Jelaskan bahwa orang tua adalah model terbaik bagi anak!
5. Apa kaitan kasih sayang orang tua dengan pembentukan kepribadian anak?
6. Bagaimana cara orang tua menghargai eksistensi seorang anak?
7. Bagaimana caranya agar komunikasi orang tua dengan anak bisa berjalan efektif?
8. Apa dampak anak yang selalu diejek oleh kedua orang tuanya?
9. Mengapa orang tua harus memberi penghargaan atas prestasi yang diraih anak?
10. Pelajaran apa yang kamu temukan setelah membaca wacana di depan? Jelaskan!

Demikianlah informasi yang bisa disampaikan berkaitan dengan Ulangan Harian IPS Kelas 7 SMP Bab 2 tentang Proses Interaksi Sosial, yang bersumber dari Buku Bse Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII, Departemen Pendidikan Nasional. Semoga bermanfaat!!!

0 Komentar

Post a Comment