Sidang Kedua BPUKI Membahas Rancangan Undang-undang Dasar

Sidang BPUKI Kedua Membahas Rancangan Undang-undang Dasar : Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka belum  terbentuk. Padahal, BPUPKI  akan reses  (istirahat) satu  bulan  penuh. Untuk  itu,  BPUPKI  membentuk panitia perumus dasar negara yang beranggotakan sembilan orang  sehingga disebut Panitia Sembilan.
Tugas  Panitia Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar negara Indonesia merdeka. Anggota Panitia Sembilan terdiri atas  Ir.  Sukarno (ketua), Abdulkahar Muzakir,  Drs. Moh.  Hatta, K.H. Abdul  Wachid  Hasyim, Mr.  Moh.  Yamin,  H. Agus Salim, Ahmad  Subarjo, Abikusno  Cokrosuryo, dan  A. A. Maramis.
Panitia Sembilan bekerja cerdas sehingga pada  tanggal  22  Juni  1945 berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi  nama Piagam Jakarta atau  Jakarta Charter. Naskah Piagam  Jakarta berbunyi, seperti berikut.

Sidang Kedua BPUKI Membahas Rancangan Undang-undang Dasar


Piagam Jakarta
Bahwa  sesungguhnya kemerdekaan itu  ialah  hak  segala  bangsa, dan  oleh sebab  itu maka  penjajahan di atas  dunia harus dihapuskan, karena tidak  sesuai  dengan perikemanusiaan dan  perikeadilan.
Dan  perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah  sampailah  kepada saat  yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat  Indonesia ke depan pintu gerbang Negara  Indonesia yang  merdeka, bersatu, berdaulat, adil,  dan  makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Maha  Kuasa  dan  dengan didorongkan oleh  keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka  rakyat  Indonesia dengan menyatakan kemerdekaanya.
Kemudian daripada itu  untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara  Indonesia yang  melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan  untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan  ikut  melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi  dan  keadilan sosial,  maka  disusunlah kemerdekaan Indonesia itu  dalam  suatu hukum dasar Negara  Indonesia yang terbentuk dalam  suatu susunan Negara  Republik Indonesia yang  berkedaulatan rakyat  dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam  bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang  adil  dan  beradab, persatuan Indonesia dan  kerakyatan yang  dipimpin oleh  hikmat kebijaksanaan dalam  permusyawaratan perwakilan, serta  dengan mewujudkan keadilan sosial  bagi  seluruh rakyat  Indonesia.

Pada  tanggal  10 sampai dengan 16 Juli  1945,  BPUPKI  mengadakan sidang  kedua. Pada  masa  persidangan ini,  BPUPKI  membahas rancangan undang-undang dasar. Untuk  itu,  dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai Ir.  Sukarno.
Panitia tersebut juga  membentuk kelompok kecil yang  beranggotakan tujuh orang  yang khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok  kecil ini diketuai Mr.  Supomo  dengan anggota Wongsonegoro, Ahmad  Subarjo, Singgih,  H. Agus Salim,  dan  Sukiman. Hasil  kerjanya kemudian disempur- nakan kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim,  dan  Mr. Supomo.
Ir.  Sukarno melaporkan hasil  kerja  Panitia Perancang Undang-Undang pada  sidang  BPUPKI tanggal  14 Juli  1945. Pada  laporannya disebutkan tiga hal pokok, yaitu pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan  undang-undang dasar (batang tubuh).
Pada  tanggal  15 dan  16 Juli  1945 diadakan sidang  untuk menyusun UUD berdasarkan hasil  kerja  Panitia Perancang Undang-Undang Dasar.  Pada tanggal  17 Juli  1945  dilaporkan hasil  kerja  penyusunan UUD.  Laporan diterima sidang  pleno  BPUPKI.

Sumber dalam artikel Sidang Kedua BPUKI Membahas Rancangan Undang-undang Dasar materinya diambil dari Buku Bse Pendidikan Kewarganegaraan 6 SD dan  MI. Selamat belajar dan semoga sukses!

0 Komentar

Post a Comment